1.
Balanced scorecard memungkinkan
suatu organisasi sektor publik untuk menyesuaikan proses manajemennya dan
memfokuskan organisasi keseluruhan pada implementasi strategi jangka panjang. Balanced
scorecard memberikan kerangka untuk pengaturan implementasi strategi selain
juga memungkinkan pasar kompetitif perusahaan dan lingkungan teknologi.
Konsep
pengukuran dengan menggunakan balanced scorecard tidak hanya
menggabungkan dari pengukuran-pengukuran tersebut, melainkan merupakan hasil
dari proses atas bawah berdasarkan misi dan strategi suatu tujuan dan usaha
suatu unit usaha tertentu. Misi dan strategi tersebut diterjemahkan dalam suatu
tujuan dan pengukuran yang lebih nyata, tidak hanya mengukur hasil akhir saja
melainkan juga aktivitas penentu dari hasil akhir itu sendiri. Berbagai
kelemahan yang dimiliki oleh system pengukuran tradisional serta adanya metode
pengukuran kinerja yang baru yaitu Balance Scorecard yang dipandang
memiliki keunggulan mendorong untuk melakukan penelitian terhadap sistem
pengukuran kinerja.
2.
Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Value For Money
Value for money merupakan inti pengukuran kinerja
pada organisasi pemerintah dan sektor publik. Kinerja pemerintah tidak dapat
dinilai dari sisi output yang dihasilkan semata, akan tetapi secara
terintegrasi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara
bersama-sama.
Permasalahan
yang sering muncul adalah sulitnya mengukur output karena output yang
dihasilkan pemerintah tidak selalu berupa output yang berwujud (tangible output), tetapi kebanyakan juga
bersifat output tidak berwujud (intangible
output). Ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan indikator kinerja.
Perbedaan antara ukuran kinerja dengan indikator kinerja adalah:
·
Ukuran kinerja, Umumnya mengacu pada penilaian kinerja
secara langsung, misalnya: laporan keuangan pemerintah.
·
Indikator kinerja, Mengacu pada penilaian kinerja secara
tidak langsung, yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi
kinerja.
Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan:
a.
Sistem perencanaan dan pengendalian. Meliputi proses, prosedur, dan struktur
yang memberi jaminan bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan
dikomunikasikan keseluruh bagian organisasi dengan menggunakan rantai komando.
b.
Spesifikasi teknis dan standarisasi.
Spesifikasi ini digunakan sebagai ukuran kinerja kegiatan, program dan
organisasi.
c.
Kompetensi teknis dan profesionalisme. Personil yang memiliki kompetensi dan
professional merupakan jaminan dukungan dalam pekerjaan.
d.
Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar.
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian reward dan punishment yang bersifat
finansial.
e.
Sedangkan mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber daya. Mekanisme ini
digunakan untuk memperbaiki kinerja personil dan organisasi.
3.
Bagi karyawan, kompensasi dalam bentuk
riil seperti kompensasi dasar maupun kompensasi variabel adalah penting, sebab
dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung,
terutama kebutuhan fisiologisnya. Namun demikian, tentunya karyawan juga
berharap agar kompensasi yang diterimanya sesuai dengan penilaiannya terhadap
pengorbanan yang telah diberikan kepada kelompoknya maupun kepada perusahaan.
Karyawan juga berharap agar kompensasi yang diterimanya sebanding dengan yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan lainnya, yang menurut pendapatnya
karyawan lain tersebut mempunyai kemampuan dan kinerja yang sama dengan
dirinya.
Apabila harapan karyawan mengenai kompensasi yang demikian dapat
diwujudkan oleh perusahaan, maka karyawan akan merasa diperlakukan secara adil
oleh perusahaan. Rasa keadilan dapat membuat karyawan menjadi puas terhadap kompensasi
yang diterimanya. Sebaliknya, pihak perusahaan juga berharap bahwa kepuasan
yang dirasakan oleh karyawan akan mampu memotivasi karyawan tersebut untuk
meningkatkan kinerjanya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Apabila hal
ini dapat terwujud, sebenarnya bukan hanya tujuan perusahaan yang tercapai,
namun kebutuhan karyawan juga akan terpenuhi.
4.
Pengukuran Value for Money, yaitu:
1.
Pengukuran Ekonomi
2. Pengukuran Efisiensi
3. Pengukuran Efektivitas
4.
Pengukuran Outcome
Untuk
lebih jelasnya berikut penjelasan mengenai langkah – langkah pengukuran Value
for Money:
Pengukuran
Ekonomi
Pengukuran efektivitas hanya
memperhatikan keluaran yang didapat, sedangkan pengukuran ekonomi hanya
mempertimbangkan masukan yang dipergunakan. Ekonomi merupakan ukuran relatif.
Pengukuran
Efisiensi
Efisiensi merupakan hal penting dari
tiga pokok bahasan Value for Money. Efisiensi diukur dengan rasio antara
output dengan input. Semakin besar output dibanding input,
maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Dalam pengukuran kinerja
Value for Money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Efisiensi alokasi, merupakan alokasi yang terkait dengan kemampuan untuk
mendayagunakan
sumber daya input pada tingkat
kapasitas optimal.
b. Efisiensi teknis (manajerial), merupaka
efisiensi yang terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada
tingkatan output tertentu.
Pengukuran
Efektivitas
Efektivitas merupakan ukuran berhasil
atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi
berhasil mencapai tujuanya, maka oragnisasi tersebut dikatakan telah berjalan
dengan efektif. Hal terpenting adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan
tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Biaya boleh melebihi dari yang telah dianggarkan, bisa juga dua kali
lebih besar dari apa yang telah dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah
suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran
Outcome
Outcome adalah
dampak suatu program atau proyek terhadap masyarakat. Outcome lebih
tinggi nilainya daripada output, karena output hanya mengukur hasil
tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur
kualitas output dan dampak yang dihasilkan.
5. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain :
·
Motivasi
·
Kemampuan
·
Pengetahuan
·
Keahlian
·
Pendidikan
·
Pengalaman
·
Pelatihan
·
Minat
·
Sikap kepribadian
kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis
·
Kebutuhan sosial
No comments:
Post a Comment